Selasa, 10 Mei 2011

Model Pembelajaran Proyek

PANDANGAN DASAR_____________________
1. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup.
Pendidikan tidak hanya sebagai alat tetapi juga sebagai pembaharu hidup atau renewal of life. Pendidikan dikatakan sebagai kebutuhan untuk hidup, adalah karena adanya anggapan bahwa pendidikan tidak hanya sebagai alat tetapi juga sebagai pembaharu hidup atau renewal of life. Hidup itu selalu berubah, selalu menuju kepada pembaharuan. Hidup adalah a self renewing process throught action upon environment.

2. Pendidikan sebagai pertumbuhan.
Untuk mengaktualkan potensi-potensi anak yang tersembunyi (Potensi tersembunyi yang disebut potensialitas pertumbuhan). Pendidikan sebagai pertumbuhan karena adanya kebelummatangan si anak akan tetapi dalam keadaan tersebut terdapat potensi tersembunyi yang disebut potensialitas pertumbuhan. Dalam mengaktualkan potensi-potensi tersembunyi tersebut, pendidikan memiliki peranan penting.

3. Pendidikan sebagai fungsi sosial.
Pendidikan sebagai fungsi sosial karena anak merupakan individu sekaligus makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan individu lainnya. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu memfasilitasi anak dalam melakukan proses sosialisasi sehingga dapat menjadi warga masyarakat yang diharapkan.
Pandangan dasar di atas sesuai dengan filosofi yang mengarah kepada filsafat pragmatisme, yaitu tentang hakikat realitas, manusia dipandang sebagai makhluk yang dinamis, tumbuh dan berkembang. Anak dipandang sebagai individu yang aktif. Dalam pandangan pragmatisme, pendidikan diartikan sebagai proses reorganisasi dan rekonstruksi (penyusunan kembali) pengalaman sehingga dapat menambah efisiensi individu dalam interaksinya dengan lingkungan, dengan demikian mempunyai nilai sosial untuk memajukan kehidupan masyarakat. Selain itu, aliran pragmatisme juga menentang pendidikan tradisional. Tokoh aliran filsafat ini ialah John Dewey dan Williams James.


PRINSIP________________________________
Dalam proses belajar, Dewey menekankan pentingnya prinsip learning by doing (belajar dengan bekerja dan praktik) karena kedua kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan seperti halnya pendidikan dengan kehidupan atau seperti anak dengan masyarakat. Learning by doing ini berlaku bagi semua tingkatan usia anak, sehingga aliran ini mengembangkan teori pendidikan baru dengan prinsip-prinsip antara lain:
1. Anak harus bebas agar dapat berkembang secara wajar.
2. Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar.
3. Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
4. Harus ada kerjasama sekolah dan rumah
5. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan eksperimentasi (Wanan Ardhana, 1986: 16-17).


PENDEKATAN______________________________________
Pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran barang sesungguhnya, antara lain:
4. Pendekatan inquiri
Pendekatan yang melibatkan keterampilan pemerolehan berbagai konsep pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang dilakukannya sendiri melalui sejumlah proses seperti mengamati, mencari dan menemukan, dsb.
5. Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan yang mengupayakan anak membangun sendiri pengetahuannya melalui proses belajar mandiri.
6. Children Centre
Merupakan pendekatan yang menganggap pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak. Cara pandang ini meyakini bahwa murid atau anak memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.


METODE________________________________
Metode yang dapat digunakan atau dikembangkan, antara lain :
1. Metode buah limau (menjadi ciri khas)
Metode pendidikan yang dilaksanakan dalam menanamkan budi pekerti dan kata hati anak yaitu dengan mengalahkan keburukan tingkah laku anak dengan perbuatan baik. Oleh karena itu pendidikan ini menentang adanya hukuman sebagai bentuk alat pendidikan.
2. Metode penemuan
Metode pendidikan yang mengkondisikan anak untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya, mengembangkan kemampuan dan keterampilan pada anak agar lebih kreatif dan aktif.
3. Metode observasi
Metode yang Bahan pengajaran disajikan dengan konkret sehingga anak dapat melakukan pengamatan dan mengalami secara langsung.
4. Metode eksperimen
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikuti dan melaksanakan prosedur percobaan ilmiah dalam memahami suatu gejala atau peristiwa tertentu. Metode ini menuntut keaktifan anak untuk melakukan percobaan sendiri, mengamati proses dan hasil percobaan yang dilakukannya. Sehingga anak dapat berpikir dan bekerja secara sistematis.
5. Metode problem solving
Metode pengajaran yang melibatkan guru dan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6. Metode demonstrasi
Metode pengajaran yang dilakukan dengan cara memperlihatkan suatu bentuk proses atau kegiatan tertentu agar dapat diikuti oleh anak.
7. Metode diskusi
Metode dengan mengajar anak membicarakan suatu benda atau peristiwa yang akan dibahas bersama.
8. Metode resitasi
Metode dengan memberikan penugasan pada anak untuk mengerjakan berbagai kegiatan atau permainan tertentu.
9. Metode tanya jawab
Metode yang melibatkan anak dan guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang suatu tema, objek atau peristiwa tertentu.


SUMBER BELAJAR________________________
• Lingkungan di sekitar anak.
• (TV, tape-recorder,VCD-player), ke Kebun Binatang, Musium, Taman Mini, Taman Buah atau Taman Impian Jaya Ancol.


LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN________
Model pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Guru mempersiapkan tema dan pokok masalah yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pengajaran proyek. Setiap bidang studi (pengembangan) yang sesuai dengan tema atau pokok masalah tersebut disusun dan diorganisasikan dalam suatu rencana pengajaran (misalnya satuan pelajaran atau satuan kegiatan harian). Dalam langkah pertama, guru hendaknya mengidentifikasi dan merelevansikan isi setiap bidang studi yang akan dilaksanakan dengan pengajaran proyek.
Pada tahap persiapan, guru juga harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan:


1. Pemberian materi yang akan diberikan secara klasikal.
2. Pemberian bahan pengajaran secara tertulis sehingga anak dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam berkaitan dengan isi bahan pelajaran.
3. Jenis-jenis tugas yang dikerjakan anak secara kelompok (5-7 orang) atau perorangan.
4. Menetapkan jumlah jam yang akan digunakan pada setiap jam pelajaran.
5. Rencana perjalanan sekolah yang akan dilaksanakan.
6. Rencana pameran yang akan diselenggarakan oleh anak-anak.

b. Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru mengadakan percakapan bersama anak-anak secara klasikal tentang tema atau pokok masalah serta bidang studi yang berkaitan. Percakapan ini sekaligus dapat menjajaki kesanggupan anak dalam mengenal bahan pelajaran serta tugas yang akan dikerjakannya. Percakapan juga dimaksudkan membangkitkan perhatian dan semangat anak-anak untuk melihat, menyelidiki, menyimpulkan dan mengkomunikasikan tentang sesuatu yang ditemukannya. Dalam kegiatan percakapan, guru dapat menulis hal-hal yang sudah dikenal anak dari tema atau pokok masalah yang sedang dibicarakan. Hasil percakapan ini akan mengidentifikasi berbagai pokok proyek dalam setiap bidang studi yang akan diselidiki anak.
c. Perjalanan Sekolah atau Survey
Perjalanan sekolah atau survey dilakukan pada beberapa keluarga atau rumah yang berdekatan dengan lokasi sekolah. Masing-masing kelompok murid sesuai dengan tugasnya melakukan pengamatan pada berbagai hal yang menjadi persoalan. Agar perjalanan sekolah tersebut berlangsung tertib maka guru harus memberikan dan menanamkan tata tertib pada anak ketika akan melakukan kunjungan, misalnya bersikap dan berbicara sopan, membawa buku catatan.

d. Pengolahan Masalah
Setelah mengadakan kunjungan tiap kelompok secara tertib kembali masuk ke sekolah dengan membawa hasil pengamatan. Semua data yang dikumpulkan kelompok dilaporkan pada guru sebelum disampaikan pada diskusi dan laporan pengamatan tiap kelompok dalam presentasi kelompok. Secara bergiliran setiap kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk menjelaskan, menyimpulkan dan menyampaikan berbagai temuan sesuai dengan tugasnya. Kegiatan pengolahan masalah selanjutnya dapat dilakukan murid baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini akan tampak kesibukan para murid dalam mengerjakan berbagai tugasnya. Dengan demikian, kelas memperlihatkan fungsinya sebagai laboratorium bagi murid-murid untuk belajar sambil mengerjakan sesuatu. Disinilah aplikasi (penerapan) konsep “learning by doing” diwujudkan oleh Kilpatrick sebagai kelanjutan dari pengembangan konsep pendidikan Dewey.

e. Pameran
Sesuai dengan rencana, pameran dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak itu sendiri. Anaklah yang menyusun meja dan kursi sehingga menjadi satu stand pameran. Anak juga yang menghiasi stand tersebut dengan taplak meja, warna-warni, pas bunga serta menempatkan berbagai hasil pengolahan pengamatan. Guru lebih banyak bertindak sebagai pengawas dan pembimbing anak-anak dalam mempersiapkan stand pameran sebaik mungkin. Pada hari (berlangsungnya acara) yang telah ditentukan sesuai dengan undangan maka para orang tua dan keluarga di sekitar sekolah berpartisipasi untuk hadir melihat, mengamati, bertanya dan memberikan berbagai tanggapan pada berbagai stand yang disiapkan anak-anak.

Referensi:
Hapidin. 2009. KDPBS. Bekasi: STAI Bani Saleh
Sumber : http://justranata.blogspot.com/2010/05/model-pembelajaran-proyek.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar